Sabtu, 19 November 2011

Persemaian Cinta


Coretan "CINTA DI ATAS DAWAI HATI" (sebuah novel terbit 2005)
------------------------------------------------------------
Kau hadir kala damai hati tak lagi ada. Kau sapa angan kala secabik duka menggores kisi hati. Kau jamah nadi kala diri terhempas diantara jurang cinta. Kau membuat luka ini tak lagi menganga. Hadirmu adalah secercah harap yamg melegenda.

Saat kemarau mengusik tiang-tiang pemangsa waktu, kau berdansa memberi kesejukan. Tersimpul senyum aku menatap bahagia yang kau labuhkan. Ya...hadirmu adalah warna baru bagi tirani rasa.

Kemarau dalam iringannya berlalu sudah. Satu persatu pula dia mulai mekar menjadi sehelai daun. Ah...hati ini kembali bernyanyi kala kuncup beku tak lagi ada,hilang brrsama hadirnya dermaga baru.

Aku merindunya. Aku memujanya. Aku mengharapnya, namun setitik cinta tak jua tumbuh bersemi dalam kedekatan.

Salahkah aku jika aku hanya mendambanya? Mampukah aku jika hanya memujanya. Aku ingin hasrat dan rasa kuperuntukan baginya,namun keringnya rasa tak dapat aku pungkiri. Ada bahagia kala engkau mendekat. Ada debar berdetak kala engkau mendayukan irama kemesraan,namun tetap hati dan jiwa tidak pernah tersisa untukmu.

Anganku tak penah berharap berpisah denganmu. Angan ini betapa takut untuk kehilanganmu. Tapi cinta belum juga tumbuh.

Apakah dirimu merasa bahwa rasa dan cintaku tidak bisa aku beri? Jika memang merasa aku mohon jiwamu tidak menyenandungkan nada kebenciaan. Karena yang sebenarnya juga aku mengharap ada cinta buat rasamu.

Ah...kemana cintaku telah terbang? Aku ingin rasa itu kembali hadir. Andai mungkin bisa engkau memberikan waktu lebih untukku,cinta dan rasaku akan tumbuh dan berkembang, bersemi dalam jalinan kasihmu. Andai jiwamu tak lelah mengharap datangnya musim semi itu,keabadian akan menyatukan satu rasa dari satu cinta tanpa sisa cinta yang pernah ada. Aku ingin keindahan cinta yang akan aku rasakan nanti hanya berpagut pada rumah cinta di dalam tahta sucimu.

Hati dan jiwaku mulai berlomba memadukan rasa untuk aku serahkan pada kebaikan jiwa yang selama ini ada mendampingi kepedihan. Aku tak mau merasakan kesakitan untuk kesekian kalinya. Hanya engkau yang mampu membuat taman cintaku kembali bersemi,hanya engkau yang mampu membuat hati dan jiwaku kembali berdansa. Tapi mohon maaf,cinta tak bisa aku beri untuk saat ini.

Oh...bulan akankah engkau hadirkan cahaya cinta untuk rasaku? Mungkinkah dirinya tak memberi sebongkah kebencian akan tertutupnya ranum cinta ini? Semoga dirinya bukanlah pejantan yang hanya sekedar membuka pintu cintaku. Tapi seorang yang juga menyediakan rasa tanpa lelah.

Ah...waktu begitu cepat beranjak. Sementara anganku masih tetap seperti dulu. Tak jua berkembang cinta dalam rasa. Tapi aku begitu menyayanginya. Dia tak pernah sedetikpun meninggalkan aku. Cintanya selalu aku rasakan dalam setiap getar hati yang dia torehkan padaku. Tapi maaf,cinta belum juga hadir.

Saat sungai meluapkan airnya,saat hujan kembali datang. Rumah hatiku terketuk oleh bingkai wajah di masa lalu. Dia yang pernah menorehkan luka di hati,hadir kembali. Aku terhenyak. Dadaku bergemuruh.

Setelah sekian lama aku merasakan duka,dengan tanpa penyesalan dia hadir mendendangkan ikatan untuk kembali bersama. Aku tak berani menolak,aku tak berani mengelak. Namun saat dirinya yang selama ini hadir menghapus dahaga dalam kelamnya hati hadir dalam bayangku,aku mempunyai satu kekuatan bahwa aku tak mungkin kembali. Aku tak akan pernah memberikan rasa dan cinta ini lagi padanya. Tidak, aku tidak mau mengulang untuk kedua kalinya. Aku hanya ingin mengawali rajutan penyatuan dalam canda bahagia,tanpa kepalsuan.

Ah...rasa dan cinta itu mulai tumbuh untuknya. Kala hujan usai menarikan basahnya,saat hawa dingin masih menjalari seluruh ruang gerak. Aku berlari, mencari dirinya yang membuat hati dan cintaku terbuka. Aku memeluknya,mendesah dalam kepolosan.

Dirinya yang aku cari ada bersama pelukanku. Erat tak mungkin terpisah.

Hujan kembali datang. Basah menghanyutkan rasa dan cinta. Dingin terasa hilang bersama kehangatan cintanya yang hadir kala badai akan kembali datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar